Peranan K3 Konstruksi Bangunan

Konten [Tampil]
Peranan K3 Konstruksi


Sebuah keberhasilan pembangunan infrastruktur tidak hanya ditentukan oleh kinerjanya tapi juga mencakup kehandalan bangunan dan kebermanfaatan bagi masyarakat, serta ditentukan oleh keselamatan dalam proses pelaksanaan konstruksi bangunannya. seperti itu penjelasan dari Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Syarif Burhanuddin. 



Tentunya dalam suatu pembangunan, dibutuhkannya kematangan persiapan dari K3 atau yang biasa disebut Keamanan,Kesehatan, dan Keselamatan Kerja. Lalu kira-kira seberapa pentingkah peranan K3 konstruksi bangunan guna menunjang kelancaran suatu pembangunan infrastruktur ? 


Penyebab Faktor Kecelakaan Pada Konstruksi


Pada umumnya jasa konstruksi bangunan mempunyai beberapa tahapan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan dan pemeliharaan serta pembongkaran. Biasanya di dalam tahap pelaksanaan konstruksi bangunan pada seluruh proyek di Indonesia, tenaga kerja kasar yang digunakan mempunyai ciri seperti berikut : 


Pendidikan yang relatif rendah

Pekerja dikontrak musiman, sementara atau tidak tetap

Minimnya fasilitas, dengan pengetahuan mengenai K3 yang masih cenderung kurang 



Dengan ciri pekerja konstruksi bangunan seperti diatas, tentu tak heran jika di lapangan pengerjaan proyek sering terjadi kecelakaan kerja. Bahkan berdasar data yang dirilis oleh ILO, pekerja di bagian konstruksi bangunan mempunyai peringkat paling tinggi pada resiko kecelakaan kerja sebesar 31.9 % .



Sedangkan penyebab kecelakaan pada kontruksi bangunan yaitu seperti jatuh, terbentur, tertimpa sesuatu, hingga kecelakaan akibat mesin atau alat. Untuk menanggulangi dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja di lapangan maka diperlukan suatu kegiatan untuk keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja yang sering disebut K3 Konstruksi Bangunan. 



Yang mana K3 menpunyai pengertian yaitu segala bentuk kegiatan penunjang untuk melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi. 


Tujuan Penerapan K3


Adapun K3 konstruksi bangunan mempunyai tujuan sesuai yang tertulis pada Undang-Undang No 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja yaitu : 


- Menjamin dan melindungi keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di area tempat kerja

- Menjamin agar setiap sumb.er produksi dapat digunakan secara efesien dan aman

- Untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional



Peranan K3 dalam  Konstruksi Bangunan 


Pada umumnya, proyek konstruksi bangunan ini mempunyai intensitas kerja yang tinggi, karena adanya keterbatasan waktu dalam penyelesaian proyek konstruksi bangunan. Hal ini, Keselamatan dan Keamanan para pekerja mempunyai peranan yang sangat penting sesuai tujuan diatas. Beberapa peranan K3 konstruksi bangunan secara umum dapat di sebutkan seperti berikut : 

- Untuk pedoman memantau keselamatan dan kesehatan para pekerja di lingkungan pekerja

- Berperan dalam pemberian saran dalam perencanaan, proses organisir, desain tempat kerja hingga pelaksanaan kerja

- Panduan untuk melakukan penelitian akan terjadinya resiko dan bahaya bagi kesehatan dan keselamatan di lingkungan kerja 

- Berperan dalam pemberian edukasi, informasi, dan pelatihan mengenai keselamatan kerja dan kesehatan. 

- Untuk pedoman dalam mengukur keefektifan tindakan dan program pengendalian bahaya 

- Sebagai acuan untuk pengendalian bahaya, prosedur, metode dan program


Penerapan K3 dalam Konstruksi


Penerapan K3 dalam kegiatan konstruksi bangunan dapat dibagi menjadi 5 yaitu : 

- Identifikasi

Misalnya dengan melakukan identifikasi adanya polusi bahaya atau kegiatan konstruksi yang akan dilaksanakan. Yaitu dengan membuat mapping apa saja yang menjadi potensi bahaya menurut area atau bidang kegiatan masing-masing

- Evaluasi

Melakukan evaluasi mengenai potensi bahaya untuk menentukan skala prioritas menurut hazard rating

- Pengembangan rencana

Penyusunan rencana pengendalian dan pencegahan kecelakaan berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi yaitu dengan menerapkan konsep manajemen keselamatan kerja yang baru

- Implementasi

Selanjutnya membuat rencana kerja yang telah disusun untuk implementasi konsep pengendalian dengan baik 

- Monitoring

Setelah tahap implementasi di terlaksana, maka tetap diperlukan monitoring yang diperlukan untuk memonitor pelaksanaan K3. Salah satu kegiatannya yaitu audit internal beserta inspeksi yang berjalan dengan baik sesuai dengan kondisi setempat



Adanya penerapan K3 di lingkungan kerja proyek bangunan ini dapat diharapkan optimal untuk bisa mengurangi jumlah kecelakaan kerja di lokasi lapangan proyek. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama