Heboh, Swab Lewat Anus? Begini Kata Ahli Indonesia

Konten [Tampil]


Cara baru untuk melakukan deteksi virus Covid-19 ini memang terdengar aneh. Sebelumnya, kita melakukan deteksi dengan menggunakan metode swab test yaitu mengambil sampel lewat tenggorokan dan hidung. Saat ini, Tiongkok mengeluarkan swab test model baru dengan menggunakan anal alias anus. Hal ini memicu banyak pro dan kontra terutama bagi ahli di tanah air.


Swab Tes Lewat Anal



Ahli Biologi Molekuler, Ahmad Rusdan Utomo mengungkapkan bahwa swab test lewat anal alias anus tidak bisa jadi patokan seseorang yang terinfeksi virus Covid-19. Dijelaskan juga bahwa swab anal ini adalah komplementer dalam mendeteksi virus Covid-19. 


Ini lebih kepada untuk kelengkapan diagnosa saja, tidak bisa menggantikan Rapid Antigen dan PCR," ujar Ahmad Rusdan seperti dikutip dari CNNIndonesia, Kamis (28/1/2021).



Menurut Ahmad Rusdan, Swab melalui anus cenderung lebih aman dan nyaman dibandingkan tes usap yang dilakukan lewat hidung atau mulut. Dijelaskan bahwa secara teknis, anal swab memang tidak sulit justru relatif tidak lebih sakit dibandingkan nasofaring swab. Hanya saja tentu yang jadi masalah adalah sisi malu dan ketidaknyamanan saat membuka area privat. Pengambilannya cenderung lebih nyaman. Ahmad Rusdan berujar semoga tidak terjadi pelecehan saja karena swab ini membuka aurat.


Jika dihitung keampuhannya, deteksi virus corona dengan metode swab hidung memiliki keampuhan sampai 70 persen. Sementara itu jika menggunakan reses hanya separuhnya saja. Metode ini hanya bisa dilakukan ketika dokter menemukan gejala Covid-19 tetapi dinyatakan negatif saat melakukan tes Swab PCR. 


Ahmad juga menambahkan bahwa virus Covid-19 ini secara umum ditemui di saluran pernapasan atas setelah itu pernafasan bawah baru lanjut ke pencernaan dan berakhir di saluran pembuangan. Dari situ sebenarnya fungsi rectal swab dan mendeteksi virus.


Sebelumnya, Li Tongzeng, sang wakil direktur yang punya responsibilitas atas penyakit menular di RS You’an Beijing mengungkapkan bahwa penelitian sudah menunjukkan bahwa virus Covid-19 ini bisa bertahan lama di anus atau kotoran. 


Dengan mengambil usapan anal dapat meningkatkan akurasi dalam beberapa kelompok kunci. Metode ini tidak senyaman saat usap tenggorokan untuk itu hanya diterapkan pada pusat-pusat karantina saja pada kelompok utama.


Dikutip dari CNBC 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama