Teknik Dasar Investigasi Kecelakaan Teori Domino

Konten [Tampil]

Kecelakaan adalah Suatu kejadian yang tidak diduga sebelumnya dan tidak dikehendaki terjadi yang dapat memungkinkan menyebabkan kerugian, baik kesakitan (cedera atau korban jiwa) pada orang, kerusakan pada properti dan kerugian dalam proses yang terjadi ketika pekerjaan dilakukan (Bird and germain, 1990). Sedangkan kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam proses kerja maupun saat melakukan pekerjaan disuatu tempat.

Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja tidak serta merta terjadi begitu saja, sebelumnya ada faktor-faktor yang mempengaruhi seperti tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsfae condition) yang tidak segera diatasi sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan. 


Teori Piramida Kecelakaan

Pada tahun 1969, Frank Bird Junior mengemukakan teorinya mengenai studi rasio kecelakaan dengan menggunakan piramida, dimana dalam teori tersebut dijelaskan tiap adanya 1 kejadian kecelakaan fatal (kematian/cacat permanen) maka di dalam 1 (satu) kejadian fatal tersebut terdapat 10 (sepuluh) kejadian kecelakaan ringan dan 30 (tiga puluh) kejadian kecelakaan yang menimbulkan kerusakan aset/properti/alat/bahan serta 600 (enam ratus) kejadian nearmiss (hampir celaka).

Gambar: Piramida Kecelakaan Kecelakaan Kerja

Sumber: https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/


Jenis Biaya Kerugian

Biaya kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan dapat dikategorikan menjadi 3 jenis diantaranya:

  1. Biaya Langsung 

Biaya langsung meliputi biaya cidera dan biaya yang diasuransikan, yang terdiri dari:

  1. Biaya Medis

  2. Biaya Kompensasi

  3. Biaya Sewa Ambulan, dll.


  1. Biaya Tidak Langsung 

Biaya tidak langsung meliputi biaya tanpa asuransi, yang terdiri dari:

  1. Biaya Hukum

  2. Biaya Peralatan, bangunan, maupun material

  3. Biaya Administrasi, Investigasi

  4. Biaya Gangguan Produksi, dll.


  1. Biaya Lain-lain

Biaya lain-lain terdiri dari:

  1. Waktu untuk investigasi

  2. Upah yang dibayarkan ketika waktu kerja hilang

  3. Biaya untuk merekrut karyawan pengganti

  4. Biaya lembur

  5. Waktu pekerjaan administrasi, dll.


Teori Domino Heinrich

Pada tahun 1931, Herbert William Heinrich mengemukakan teorinya mengenai teori domino effect dalam karyanya “Industrial Accident Prevention: A Scientific Approach”. 

Gambar: Teori Domino

Sumber: https://docplayer.info/


Menurut teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan tidak terjadi begitu saja, melainkan terjadi melalui hubungan mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang saling berhubungan sehingga menimbulkan kecelakaan kerja/ penyakit akibat kerja maupun beberapa kerugian lainnya. Proses atau urutan sampai terjadinya menyebabkan kerugian meliputi:


  1. Lemahnya Pengendalian (Lack of Control)

Lemahnya pengendalian dapat terjadi akibat kebijakan manajemen yang lemah seperti program maupun standar yang tidak sesuai, serta kepatuhan terhadap standar tersebut.


  1. Sebab-sebab Dasar (basic causes)

Sebab-sebab dasar meliputi pekerja yang kurang kompeten, perusahaan yang tidak memenuhi SOP, pengadaan barang yang tidak sesuai dengan standar, dll.


  1. Sebab-sebab Langsung (immidate causes)

Sebab-sebab langsung meliputi tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition) yang terjadi di tempat kerja.

Contoh tindakan tidak aman:

  1. Mengoperasikan barang tanpa otorisasi

  2. Menggunakan APD yang tidak sesuai dengan standar

  3. Merokok saat bekerja

Contoh kondisi tidak aman:

  1. Bekerja di ketinggian, ditempat bising, terpapar bahan kimia berbahaya dll.

  2. Lingkungan kerja yang tidak aman

  3. Kebersihan dan kerapian yang tidak baik


  1. Accident/Kontak

Kondisi ini terjadi apabila sudah terjadi kontak dengan potensi bahaya. Kontak ini terdiri dari berbagai macam istilah, yang meliputi:

  1. Struck Againts: menabrak, atau membentur benda yang diam maupun bergerak

  2. Fall to: jatuh dari tempat yang tinggi

  3. Caught on: terjepit, terjebak diantara obyek besar

  4. Equipment Failure: kegagalan mesin maupun peralatan kerja


  1. Injury/Losses/Kerugian

Dalam hal ini meliputi kerugian manusia, harta benda, maupun material.



Gambar: Investigasi Insiden

Sumber: https://pelatihank3terbaru.wordpress.com/


Tujuan Investigasi Insiden Kecelakaan


Apabila sudah terjadi kecelakaan, diperlukan adanya investigasi insiden. Investigasi Insiden merupakan suatu metode pemeriksaan atas peristiwa yang tidak di kehendaki yang telah atau dapat menyebabkan kerugian yang dilakukan untuk menjelaskan fakta dan keadaan yang berhubungan dengan peristiwa tersebut, menetapkan sebab-sebabnya, serta menentukan tindakan yang tepat guna mencegah terjadinya kecelakaan yang serupa (Reese, 2012).


Melaporkan kepada pihak yang berwenang untuk menginvestigasi insiden penting untuk dilakukan, hal tersebut bertujuan untuk:


  1. Penanganan Insiden

  1. Untuk mengetahui peristiwa yang terjadi berdasarkan fakta

  2. Untuk memenuhi peraturan dan persyaratan

  3. Untuk memproses klaim kompensasi kerja

  1. Pencegahan terulangnya insiden

    1. Untuk menelusuri akar penyebabnya

    2. Untuk menetapkan rekomendasi tindakan perbaikan yang tepat bagi semua pihak

    3. Untuk mengidentifikasi perbaikan dalam sistem manajemennya.

Beberapa hambatan yang seringkali terjadi ketika proses pelaporan kecelakaan adalah seseorang takut catatan/record/reputasi nya menjadi tidak baik, takut terkena disiplin, takut pekerjaan terganggu, dll.


Prinsip Dasar Pemeriksaan Insiden

Dalam melakukan pemeriksaan insiden, perlu diterapkan prinsip-prinsip dasar pemeriksaan insiden yang meliputi:

  1. Identifikasi, bukan asumsi

Terhadap semua faktor penyebab, kejadian, orang, perlengkapan, material, lingkungan, dll.

  1. Evaluasi, bukan penyetujuan

Terhadap semua penyebab umum, kerugian potensial, kemungkinan pengulangan, dll.

  1. Pemikiran jangka panjang, bukan jangka pendek

Ketka mengembangkan pengendalian dan pemecahan masalah.

  1. Menunjukkan Perhatian, bukan menyalahkan

Terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, lingkungan dan produksi.

  1. Proaktif, bukan reaktif

Terhadap tindakan pengumpulan informasi pencegahan insiden.

Metodologi Pemeriksaan Insiden

Setelah mengetahui prinsip-prinsip pemeriksaan insiden, langkah selanjutnya adalah mengetahui metodologi investigasi insiden, metodologi tersebut terdiri dari 6 tahapan, yang meliputi:

  1. Memulai Investigasi

Semakin cepat investigasi dimulai maka akan semakin baik pula kualitas investigasi yang dihasilkan.


  1. Mengumpulkan Data

Data-data tersebut terdiri dari data people, position, physical, paper, electronic, etc. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:

  1. menganalisa situasi dan pengumpulan informasinya

  2. mewawancarai orang yang terlibat, dll.


  1. Menganalisa Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Analisa data dapat dilakukan dengan cara:

  1. Menyatukan kepingan-kepingan kejadian

  2. Memeriksa semua bukti yang didapatkan

  3. Menyingkirkan informasi yang tidak berhubungan

  4. Menentukan kekurangan pengawasan, SOP, INK.

  5. Mengenali ketidak-konsistenan

  6. Membuat laporan sementara

  7. Menentukan akar masalah


  1. Menentukan Akar Masalah

Untuk dapat menentukan akar masalah, perlu adanya identifikasi penyebab dasar kecelakaan yang terdiri dari faktor pribadi, faktor pekerjaan, dll serta penyebab langsung kecelakaan yang terdiri dari tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman.


  1. Menentukan Akar Penyebab

Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk menganalisa akar penyebab dalam identifikasi masalah meliputi:

  1. Memilih peristiwa tertentu

  2. Menanyakan mengapa peristiwa tersebut terjadi (analisa sebab akibat)

  3. Mencari lebih dari satu jawaban

  4. Menanyakan alasan terhadap tiap subperistiwa atau sebab

  5. Melanjutkan dengan paling sedikit tiga “mengapa”

  6. Mengulangi proses yang sama pada peristiwa lain


  1. Merekomendasikan Pengendalian

Setelah kelima hal diatas diterapkan, langkah terakhir adalah menentukan tindakan perbaikan. Dalam menentukan tindakan perbaikan, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi diantaranya adalah:

  1. Mengurangi paparan terhadap orang, keparahan

  2. Praktis, layak dan bisa dicapai

  3. Tujuannya harus dinyatakan secara jelas dan tepat

  4. Pada saat yang bersamaan meningkatkan program K3

  5. Meningkatkan tindakan-tindakan yang bisa mencegah terjadinya insiden

  6. Menghubungkan data dan fakta

  7. Menggambarkan kecocokan dan keterpaduan program K3


Untuk menetapkan tindakan perbaikan, dapat dilakukan dengan menggunakan piramida pengendalian. Setelah ditetapkan, langkah terakhir adalah menyusun dokumen penyelidikan kecelakaan. Dokumen Penyelidikan Kecelakaan dibuat dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Laporan Penyelidikan Insiden dibuat secara lengkap

  2. Dokumen dibuat bersama oleh semua departemen terkait

  3. Diisi oleh tim investigasi

  4. Rekomendasi harus relevan dengan penyebab-penyebab yang teridentifikasi

  5. Didistribusikan kepada semua pihak yang terkait


Nah, kualitas investigasi yang baik dapat dinilai dari ketepatan waktu, keterlibatan/peran serta manajemen dalam tim, kedalaman analisa akar penyebab, ketepatan rekomendasi perbaikan, dll. Dengan kualitas investigasi yang baik maka akan menjamin sejauh mungkin insiden yang sama tidak akan terulang kembali. (Penulis: Eva Rikhma N.H - Mahasiswa Program studi D-IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Politeknik Ketenagakerjaan)







Post a Comment

Lebih baru Lebih lama